Pengharapan nan Jauh (Sahabat)
Pikirku
Merenung
membayangkan
Bimbang
terasa tertekan
Ku ingin
sadar dari tidurku
Ku ingin
lepas dari baying itu
Wahai
pemuda!
Tanah ini
sudah cukup membuat hati kita terbakar
Juga
malam-malam penuh kalut
Yang
jadikan kita tak lagi bisa mendengkur
Ribuan mata
tatapi tangis mereka sendiri
Yang
jelata, yang papa, yang berlumur dosa
Meratap!
Mereka semua meratap
Lalu
tersungkur tercium kaki-kaki telanjang penuh borok milik, katanya
Penguasa
negri ini
Penantianku
seperti partikel udara
Kemanaku
melangkah ia selalu ada
Walaupun
wujudnya tidak nyata
Tapi dapat
kurasakan kehadirannya
Berpuluh-puluh
malam sudah
Mimpi-mimpi
ditelurkan di tanah ini
Lalu asa
disambangi, dijelajahi, disirami
Untuk
kemudian
Diracuni
Emosiku
Perasaan
yang tak terbendung
Gelora
mudah yang tak tertahan
Gejolak
hati yang memburu
Berkecamuk
menjadi Satu
Wahai
pemuda penerus bangsa…!!1
Pondasi
bagi suatu Negara …!!!
Kunanti kau
dipucuk kebisuan
Setiap saat
seiring perjalanan waktu
Dalam dekap
mimpi dan kenyataan
Walaupun
semua mulai membeku
Baik,
cukuplah kita terdiam dan
Menyaksikan
Semacam
etalase
Kandungan
serta
Kemunafikan
serta jiwa-jiwa kita sendiri
Tegarku
Ingin
menjadi sesuatu aku
Tak ingin
pasrah tak ingin putus asa
Membangun
kembali jiwa yang rapuh
Berpikir
keras tuk menjadi sesuatu
Wahai
pemuda akar dari ketentraman
Pembawa
kedamaian dan kebahagiaan
Kunanti kau
dikemarau kehampaan
Diantara daun
dan bunga yangberguguran
Hingga
istana menjadi puing berserakan
Walau
keabadian hanya ada setelah kematian
Dayaku
Tak takut
melawan waktu
Nafasku
begitu memburu
Nafsuku
kian menggebu
Tak inginku
terlihat buruk dihadapan-Mu
Bangkitlah
dari tidurmu wahai anak manusia
Tunjukkan
pada mentari yang bersinar di pagi hari
Majulah
selangkah wahai pembalut luka bangsa
Buktikan
pada embun yang menetes antara dinginnya udara dini
Seretlah!
Seretlah segala macam kebaikan dan
Bentuk-bentuk
kepedulian itu
Lalu kuburkan
Lalu
tancapkan sebongkah nisan
Kepengecutan di
matamu
Itu kan
yang kau mau?
Inginku
Jiwaku juga
jiwamu
Bangkit
keluar dari dunia kelabu
Kita
terlahir sebagai pemuda bangsa
Masa depan
negeri ini, di tangan kita
Disini ….
Akan ku
ceritakan pada puisiku
Bahwa
bening matamu menyimpan hangatnya kebersamaan
Akan ku
lukiskan pada kertasku
Bahwa lipis
bibirmu mnggoreskan senyum kebahgiaan
Dan akan ku
katakana bahwa putih hatimu
Mendengarkan
kemenangan
Pemuda ….
Barang kali
saja
Aku masih
bisa menemukan
Jejakmu di
sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar