Sabtu, 25 Januari 2014

Sahabatku Nan Jauh



Pengharapan nan Jauh (Sahabat)

Pikirku
Merenung membayangkan
Bimbang terasa tertekan
Ku ingin sadar dari tidurku
Ku ingin lepas dari baying itu

Wahai pemuda!
Tanah ini sudah cukup membuat hati kita terbakar
Juga malam-malam penuh kalut
Yang jadikan kita tak lagi bisa mendengkur
Ribuan mata tatapi tangis mereka sendiri
Yang jelata, yang papa, yang berlumur dosa
Meratap! Mereka semua meratap
Lalu tersungkur tercium kaki-kaki telanjang penuh borok milik, katanya
Penguasa negri ini

Penantianku seperti partikel udara
Kemanaku melangkah ia selalu ada
Walaupun wujudnya tidak nyata
Tapi dapat kurasakan kehadirannya

Berpuluh-puluh malam sudah
Mimpi-mimpi ditelurkan di tanah ini
Lalu asa disambangi, dijelajahi, disirami
Untuk kemudian
Diracuni

Emosiku
Perasaan yang tak terbendung
Gelora mudah yang tak tertahan
Gejolak hati yang memburu
Berkecamuk menjadi Satu

Wahai pemuda penerus bangsa…!!1
Pondasi bagi suatu Negara …!!!
Kunanti kau dipucuk kebisuan
Setiap saat seiring perjalanan waktu
Dalam dekap mimpi dan kenyataan
Walaupun semua mulai membeku

Baik, cukuplah kita terdiam dan
Menyaksikan
Semacam etalase
Kandungan serta
Kemunafikan serta jiwa-jiwa kita sendiri

Tegarku
Ingin menjadi sesuatu aku
Tak ingin pasrah tak ingin putus asa
Membangun kembali  jiwa yang rapuh
Berpikir keras tuk menjadi sesuatu

Wahai pemuda akar dari ketentraman
Pembawa kedamaian dan kebahagiaan
Kunanti kau dikemarau kehampaan
Diantara daun dan bunga yangberguguran
Hingga istana menjadi puing berserakan
Walau keabadian hanya ada setelah kematian

Dayaku
Tak takut melawan waktu
Nafasku begitu memburu
Nafsuku kian menggebu
Tak inginku terlihat buruk dihadapan-Mu

Bangkitlah dari tidurmu wahai anak manusia
Tunjukkan pada mentari yang bersinar di pagi hari
Majulah selangkah wahai pembalut luka bangsa
Buktikan pada embun yang menetes antara dinginnya udara dini

Seretlah! Seretlah segala macam kebaikan dan
Bentuk-bentuk kepedulian itu
Lalu kuburkan
Lalu tancapkan sebongkah nisan
                                Kepengecutan di matamu
Itu kan yang kau mau?
Inginku
Jiwaku juga jiwamu
Bangkit keluar dari dunia kelabu
Kita terlahir sebagai pemuda bangsa
Masa depan negeri ini, di tangan kita

Disini ….
Akan ku ceritakan pada puisiku
Bahwa bening matamu menyimpan hangatnya kebersamaan
Akan ku lukiskan pada kertasku
Bahwa lipis bibirmu mnggoreskan senyum kebahgiaan
Dan akan ku katakana bahwa putih hatimu
Mendengarkan kemenangan

Pemuda ….
Barang kali saja
Aku masih bisa menemukan
Jejakmu di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar